Teks Fabel Fiksi Ilmiah
Miko dan Mika Si
Cheetah
Suatu hari, Miko si cheetah sedang bersantai didepan teras
rumahnya bersama Mika, cheetah betina yang baik hati dan cantik yang merupakan
adik kandungnya sendiri. Mereka sedang menikmati indahnya alam saat senja
bersama. “Kak, bagaimana ini? telepon genggam punyaku
belum bisa dibenerin?”, kata Mika membuka pembicaraan. “Alah, kamu itu. Nanti saja lah mikirnya. Lagi santai juga”, jawab Miko sang kakak dengan santai. Tak lama setelah itu,
seekor beruang menghampiri mereka dengan membawa tas besar berwarna biru yang
entah isinya apa.
“Permisi, maaf
mengganggu. Saya mau menawarkan produk terbaru keluaran perusaahaan kami. Kami
dari perusahaan astakakolkakang baru saja meluncurkan telepon genggam canggih
dengan berbagai macam fasiitas yang canggih pula didalamnya”,
kata sang beruang yang rupanya merupakan sales telepon genggam dari
perusahaan ternama, sambil mengeluarkan beberapa macam hp dari tas besar yang
dibawanya tadi. “Fasilitasnya apa saja? Apa ada kamar
mandinya”, Tanya Miko si cheetah. Beruang sang sales
dan Mika si cheetah pun tertawa mendengar pertanyaan Miko. “Bukan.
Hp ini limited edition”, jawab sang beruang singkat. “Limited edition itu fasilitas yang bagaimana ya?” Tanya Miko si cheetah. “Limited
edition itu bukan fasilitas. Itu artinya produk itu terbatas. Gimana sih?
Mangkanya kalau di sekolah jangan tidur”, celah Mika,
adik Miko sambil tertawa.
“Telepon
genggam ini Memiliki dua kamera yang berukuran 5 MP,Mp3,mp4,3gp,flv,avi
player,Anti air , desain slim dan elegan, banyak pilihan warna”,
jelas beruang si sales. Miko dan Mika diam sejenak sambil mencermati apa yang
dikatakan oleh beruang si sales. Mika sangat ingin mempunyai telepon genggam
itu. Apalagi, sekarang telepon genggamnya rusak. “Berapa
harganya?”, Tanya Mika spontan. “murah,
Cuma 700 ribu saja. Tapi, kalau buat kalian, 699 ribu saja lah”,
jawab si beruang. “Masak cuma seribu turunnya? Apa
nggak bisa turun lagi?”, timpal Mika. “Bisa
lah, bisa. Tapi sedikit saja”, jawab beruang. “limaratus, bagaimana?”, tawar Miko
yang daritadi diam saja. “Yasudahlah iya, nggapapa”. Kemudian mereka berdua masuk kedalam rumah untuk
mengambil uang. “Kak, uangku cuma tiga ratus ribu.
Gimana?”, teriak Mika yang baru keluar dari kamarnya. “uang kakak juga Cuma dua ratus lima puluh ribu ini,
bagaimana?”, Jawab Miko pelan. “Wah,
gawat. Ayo kita cari lagi. Siapa tau ada di baju seragam atau apa lah”, seru Mika. Kemudian mereka berdua pun sibuk mengobrak
abrik lemari baju masing masing.
“Bagaimana
ini? jadi tidak?”, teriak beruang si sales dari depan
rumah. Miko dan Mika pun keluar. “Begini, Pak Beruang.
Uang kami hanya ada empat ratus lima puluh ribu. Bagaimana? Bisa kan?”, Tanya Miko dengan nada malu. Ketiganya diam sejenak dan
saling berpandangan. “Yasudahah. Mana uangnya?”, kata beruang si sales. Mika si cheetah pun menyerahkan
uangnya, sedangkan Pak Beruang memberikan Hp yang dipilih Mika beserta kaartu
garansi.
Akhirnya, Mika pun mendapat
telepon genggam yang diinginkannya, sedangkan Pak Beruang pun meneruskan
perjalanannya menuju ke rumah rumah lain untuk menawarkan dagangannya.
karya : Farikhah Qumairoturrohmah
Komentar